Ternyata Kesaktian Dukun - Dukun Afrika Tidak Setangguh Yang Dibayangkan. Kejutan berhamburan. Bursa taruhan dan prediksi berantakan. Itulah fenomena yang terjadi di Piala Dunia 2010. Piala Dunia yang kali pertama digelar di benua hitam, Afrika.
Ada yang bilang dukun Afrika akan mengambil peran penting di Afrika Selatan. Mereka akan membantu tim-tim Afrika memetik kejayaan di benua mereka sendiri.
Demikian pula pengaruh vuvuzela. Alat musik tiup laksana terompet tradisional Afrika ini dianggap bisa mengacaukan lawan-lawan tim Afrika lewat suaranya yang melengking dan memekakkan telinga.
Kenyataannya, Nigeria jadi tim pertama yang tersingkir dari pagelaran pesta bola sejagat ini. Dua kekalahan dari Argentina 0-1 dan 1-2 dari Yunani tak bisa menolong nasib Aiyegbeni Yakubu cs dalam persaingan keras di Grup B.
Berikutnya, Kamerun menjadi tim kedua yang harus cepat-cepat mengepak koper dari Negeri Nelson Mandela itu. Kekalahan beruntun dari Slovenia 0-1 dan Denmark 1-2 membuat Samuel Eto'o cs mendapatkan mimpi buruk. Padahal, sebelumnya The Indomitable Lions masuk sebagai salah satu negara yang diunggulkan, atau minimal berlabel 'kuda hitam.'
Dua negara Afrika menjadi dua negara pertama yang tergusur dari Piala Dunia 2010. Itu fenomena yang tak bisa dimungkiri sebagai salah satu kejutan.
Posisi tuan rumah Afrika Selatan juga terancam setelah ditaklukkan 0-3 oleh Uruguay di laga terakhir. Tampaknya, Bafana Bafana sebentar lagi akan menyusul Nigeria dan Kamerun.
Afsel akan menemani Tim Ayam Jantan Prancis yang nasibnya juga berada di ujung tanduk di Grup A setelah menyerah 0-2 dari Meksiko. Jika Meksiko dan Uruguay 'bermain mata' dengan memilih hasil seri di laga terakhir, maka itu akan menjadi kenyataan.
Aljazair juga masih menjadi penghuni dasar klasemen di Grup C dari dua pertandingan. Kekalahan 0-1 dari Slovenia dan imbang 0-0 dengan Inggris mengancam langkah Rubah Gurun. Karena di laga terakhir Aljazair harus bersua Amerika Serikat yang juga butuh kemenangan untuk lolos ke babak 16 besar.
Nasib Pantai Gading di Grup G setali tiga uang. Kekalahan dari Brasil 1-3 membuat Les Elephants berada di dasar klasemen Grup G.
Didier Drogba cs harus menang besar di laga terakhir melawan Korea Utara untuk lolos. Mereka hanya berharap belas kasihan Brasil untuk melumat Portugal di laga terakhir.
Grup Neraka Berubah
Grup G yang disebut-sebut Grup Neraka sebelum perhelatan Piala Dunia tampaknya menjadi kenyataan. Meski sebenarnya neraka lain harus dialami Inggris di Grup C, Jerman di Grup D, Italia di Grup F dan Spanyol di Grup H. Keempat negara penghuni grup ini tampaknya akan menentukan dua tiket babak 16 besar sampai laga terakhir grup.
Inggris yang tampil meyakinan selama kualifikasi Zona Eropa tak kunjung meraih kemenangan dalam dua laga. Pasukan Fabio Capello hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan AS serta 0-0 dengan Aljazair. Hasil yang mulai meluruhkan kepercayaan warga Inggris.
Kekalahan 0-1 dari Serbia juga menunjukkan ketidakmatangan Jerman. Pasukan Panser Muda kurang sabar dan cepat naik darah ketika frustrasi gagal menembus tembok pertahanan lawan.
Tak ada leader selevel Kaisar Kecil Michael Ballack yang terpaksa ditinggal dari tim dan hanya menonton perhelatan Piala Dunia dari layar kaca akibat cedera. Philipp Lahm masih terlalu muda untuk memimpin laskar yang dipenuhi imigran Polandia dan Turki ini.
Sang juara bertahan Italia juga tampil kurang meyakinkan. Meski sinyal itu sebenarnya sudah terbaca ketika Gli Azzurri ditaklukkan Meksiko 1-2 di laga pemanasan. Transformasi permainan dan regenerasi Marcello Lippi tampaknya akan menemui kegagalan kali ini, meski peluang mempertahankan gelar belum habis.
Kejutan besar justru ditunjukkan juara Piala Eropa (Euro) 2008, Spanyol ketika ditumbangkan Swiss 0-1 di laga pembuka. Memang, Swiss bertahan dengan menarik delapan orang pemain ketika diserang Spanyol.
Tapi, aksi 'parkir bus di depan gawang' ini susah ditembus oleh Spanyol yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat juara. Salah satu finalis yang diskenariokan akan bertemu Brasil di final pada 11 Juli nanti.
Ingat, Swiss ditukangi oleh pelatih berpengalaman sekaliber Ottmar Hitzfeld. Pria Swiss ini masih menjadi pemegang rekor sebagai pelatih yang bisa mengantarkan dua klub berbeda menjadi juara Liga Champions (Borrussia Dortmund dan Bayern Munich) bersama Ernest Happel dan belakangan Jose Mourinho.
Kini, bakti Hitzfeld giliran diberikan untuk negaranya. Beruntunglah Swiss memiliki warga secerdik Hitzfeld sebagai aktor di belakang layar di pentas gegap gempita lapangan hijau. Sentuhan Midas Hiztfeld menyulap Swiss menjadi salah satu 'kuda hitam' yang sangat ditakuti lawan.