Awalnya, tulang yang ditemukan di pulau bernama Nikumaroro itu dianggap sebagai tulang penyu. "Sirip penyu memiliki tulang seperti ruas jari," kata Ric Gillespie, direktur eksekutif TIGHAR (The International Group For Historic Aircraft Recovery) yang sudah lama menyelidiki kematian Earhart. Tapi Tom King, arkeolog yang membuat katalog tulang penyu, meragukan status tulang tersebut.
King menjelaskan kalau sisa-sisa penyu yang ditemukan di daerah itu hanya ada bagian karapas dan plastron (cangkang dan dada). "Tidak ada bagian tubuh. Bagaimana bisa ada ruas jari di pulau itu," kata Gillespie.
Investigasi TIGHAR ini akan bertentangan dengan asumsi kalau pesawat Earhart yang bernama "Electra" jatuh di laut karena kehabisan bahan bakar pada 2 Juli 1937.
Setelah 22 tahun penelitian dan 10 ekspedisi, bukti-bukti yang TIGHAR peroleh mengarah kalau nikumaroro merupakan tempat meninggalnya Earhart dan navigatornya, Fred Nourem. Mereka mendarat di pulau tak berpenghuni tersebut dan meninggal di sana. Beberapa artifak yang berhasil diangkat mendukung hal itu. Beberapa tanda yang menarik adalah adanya sisa kebakaran kecil di dekat tulang burung dan tulang ikan, tempurung besar diletakkan terlentang yang sepertinya dipakai untuk menampung air hujan, cermin kecil yang sudah rusak, dan botol dengan alas yang sudah meleleh.
Untuk memastikan statusnya, tulang tersebut akan menjalani pengujian di Molecular Science Laboratories di Oklahoma University di Norman.