Turki hari Kamis kemarin (3/6) mengumumkan bahwa mereka menangguhkan semua proyek bersama pemerintah Turki dengan Israel di bidang infrastruktur dan energi, kata menteri energi negara itu.
Keputusan itu diambil dalam menanggapi insiden armada Gaza.
“Pada saat-saat di mana kita berfokus pada aspek kemanusiaan … kita tidak bisa bicara tentang hal-hal komersial dan ekonomi,” ujar menteri tersebut.
Proyek-proyek ditunda termasuk inisiatif air yang melihat Israel akan menerima air dari Turki, serta jaringan pipa gas alam ke Israel. Namun, boikot tidak termasuk transaksi yang melibatkan perusahaan non-pemerintah, kata menteri.
Respon Turki ini juga diharapkan mempengaruhi keamanan dan kerjasama pertahanan antara negara-negara di bagian terdepan dalam ekonomi.
“Para pejabat di industri pertahanan kita dan Departemen Pertahanan sudah menyadari bahwa dalam waktu dekat tidak akan ada kontrak signifikan dengan Departemen Pertahanan Turki,” kata seorang pejabat pertahanan Israel awal pekan ini.
Sementara itu, menteri keuangan Turki pada hari Kamis kemarin mengatakan ia tidak khawatir tentang ekonomi Turki yang dirugikan oleh hubungan memburuk dengan Israel.
“Saya tidak berpikir bahwa kita akan menerima dampak besar dari insiden Israel,” kata Mehmet Simsek dalam konferensi pers setelah konvensi resesi global dan dampak terhadap perekonomian Turki.
“Kami akan menerima mungkin dua kali lebih banyak wisatawan dari negara-negara Timur Tengah lebih dari yang kami harapkan dibandingkank menerima wisatawan dari Israel. Selain itu, saham Israel dalam perekonomian Turki hanya sedikit – sekitar satu persen – seperti dalam pariwisata, bilateral perdagangan atau investasi langsung asing , “katanya.
“Hubungan antara Turki dan Israel tidak akan pernah sama lagi. Israel harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya,” tambahnya.