Inilah Pemain Pengganti yang Bersinar di Afrika Selatan



Inilah Pemain Pengganti yang Bersinar di Afrika Selatan. Lionel Messi, meski terus dipasang Diego Maradona belum juga menyumbangkan gol buat Argentina. Namun, banyak pihak meyakini posisi Si Kutu memang bukan hanya menjadi penyumbang gol melainkan menghidupkan serangan Albiceleste.
Di luar itu banyak juga pemain-pemain yang kerap duduk di bangku cadangan yang bersinar di Afrika Selatan. Di bawah ini terdapat 10 super sub yang membuktikan kepercayaan pelatihnya ketika dimainkan.

http://warta-milan.com/wp-content/uploads/2010/03/Cacau_Training-285x300.jpg

1. Cacau (Jerman) - Australia
Penyerang kelahiran Brasil menggantikan Miroslav Klose di pertengahan babak kedua ketika Jerman unggul 3-0 dari Australia. Dengan bermodalkan serangan melawan 10 pemain Kanguru, Cacau punya peluang untuk mengemas banyak gol.
Tak menunggu lama gol itu tercipta setelah Cacau menerima umpan terukur Mesut Oezil. Itu menjadi penampilan pemain yang resmi mendapatkan status warga negara Jerman pada Februari 2009 di Afrika Selatan ketika tampil pada laga debutnya.
Setelah itu penampilannya menurun ketika menghadapi Serbia dan Ghana serta dipaksa absen melawan Inggris akibat cedera. Cacau juga diyakini belum bisa tampil menghadapi Argentina di perempat final.
2. Klaas-Jan Huntelaar (Belanda) - Kamerun
Huntelaar, 26 tahun tampil menggantikan pencetak gol pembuka Belanda, Robin van Persie dengan menyodorkan serangan-serangan mematikan ke lini pertahanan Kamerun.
Huntelaar adalah striker kedua setelah Persie. Peluang itu dimanfaatkannya dengan brilian ketika menutup kemenangan Oranye pada menit ke-83 pada laga akhir penyisihan Grup E yang berakhir dengan kemeanangan Belanda 2-1.
3. Rodrigo Millar (Cile) - Spanyol
Gelandang berusia 28 tahun itu diturunkan Marcelo Bielsa setelah turun minum ketika Cile tertinggal 2-0 dari Spanyol dan dipaksa bermain dengan 10 pemain. Tak menunggu lama Miller sukses mencetak gol dua menit setelah turun minum.
Gol itu menjadi vital buat Cile meski kalah 2-1 dari Spanyol. Pasalnya gol itu meningkatkan jumlah perolehan gol Cile dan agregat gol yang bisa menjadi penentu jika saja Swiss mencetak gol ke gawang Honduras pada laga akhir penyisihan Grup H.
http://footballaddicted.files.wordpress.com/2009/12/mexico-cuauhtemoc-blanco1.jpg
4. Cuahtemoc Blanco (Meksiko - Prancis
Blanco mungkin saja telah berusia 37 tahun namun kemampuannya menerima bola tetap prima. Veteran di tiga Piala Dunia itu menampilkan performa cantiknya setelah turun sebagai pemain pengganti, menjebol gawang kiper Prancis Hugo Lloris.
Tendangan penalti Blanco melesak masuk ke kanan gawang Lloris meski mampu membaca arah bola. Gil oti memberi El Tri kemenangan 2-0 dan mendapuk Blanco sebagai pencetak gol ketiga tertua sepanjang sejarah i Piala Dunia.
5.Sergio Aguero (Argentina) - Korea Selatan
Striker Atletico Madrid turun sebagai pemain pengganti pada menit ke-75 ketika menghadapi Korea Selatan ketika tim unggul 2-1. Aguero menjadi inspirator gol ketiga Albicelste yang dicetak Gonzalo Higuain.
Tembakan anak menantu Diego Maradona itu juga hampir menjebol gawang lawan. Namun tendangan jarak jauhnya hanya menemui ruang kosong.
6. Arjen Robben (Belanda) - Kamerun
Robben tampil pada laga debutnya ketika menghadapi Kamerun, tampil 20 menit. Meski pada laga ini pemain sayap Muenchen itu gagal mencetak gol, namun pergerakannya tetap vital ketika skor bertahan 1-1.
Operan mantan pemain Chelsea itu buktinya membawa kemenangan buat Belanda setelah Huntelaar menyelesaikannya dengan cantik. Belanda pun menyemai kemenangan 2-1 ketika itu.
http://i2.cdn.turner.com/si/2009/writers/gregory_sica/10/06/sa.qualifiers/martin-palermo.jpg
7. Martin Palermo (Argentina) - Yunani
Palermo mencetak gol semata wayangnya di Afrika Selatan setelah turun menggantikan Diego Milito pada menit ke-80. Sembilan menit menit kemudian ia berhasil mencetak gol kemenangan Argentina.
Palermo menjadi pemain tertua Argentina yang bisa mencetak gol di Piala Dunia (36 tahun). Diego Maradona langsung memeluk hangat pemainnya setelah mencetak gol kedua Albiceleste.
8. Kamil Kopunek (Slovakia) - Italia
Kopunek, 26 tahun gelandang bertahan FC Spartak Trnava, turun sebagai pemain pengganti pada menit ke-87 melawan Italia ketika Slovakia unggul 2-1. Kopunek diturunkan Vladimir Weiss untuk mempertahankan keunggulan di mana timnya memerlukan kemenangan untuk lolos ke 16 besar.
Kesempatan emas tampil tak dibuang Kopunek dengan menjebol gawang Federico Marchetti pada menit ke-89. Gol itu vital di mana gol Fabio Quagliarella pada injury time hanya mengubah kedudukan 3-2 buat kemenangan Slovakia. Hasil itu mengantarkan tim Balkan tersebut ke 16 besar dan mengakhiri perjalanan Italia sebagai juara bertahan di Afrika Selatan di penyisihan Grup F.
9. Steve Von Bergen (Swiss) - Spanyol
Von Bergen turun menggantikan Phillipe Senderos yang cedera pada menit ke-35. Meski mampu menguasai permainan, Spanyol tak mampu meruntuhkan benteng pertahanan Swiss.
Strategi Ottmar HItzfeld tepat. Bergen mampu meredam serangan demi serangan skuad Matador dengan membangun kerja sama dengan Stephane Grichting.
Swiss bahkan mampu meredam Spanyol lewat gol Gelson Fernandes pada menit ke-52. Kemenangan itu sekaligus mempertahankan gawang Swiss dari kebobolan menjadi lima pertandingan beruntun pada laga Piala Dunia.
10. Eljero Elia (Belanda) - Denmark
Elia, 23 tahun turun pada pertengahan babak kedua ketika Belanda bermain dengan Denmark, ketika Oranye unggul lewat gol bunuh diri Daniel Agger.
Menjelang akhir permainan, tembakan Elia menghampiri kaki Dirk Kuyt yang menjadi pencetak kemenangan Belanda. Performa pemain Hamburg itu buktinya mampu menghidupkan permainan Belanda.